Ada beberapa gen yang berfungsi untuk mengontrol apakah suatu sel harus mati, membelah diri (bertambah banyak), atau berubah untuk menjadi bentuk tertentu (contoh: sel saraf atau sel otot). Apabila terjadi suatu perubahan (mutasi) pada gen-gen tersebut, maka kontrol pertumbuhan sel pun akan terganggu.
Pada kondisi ini, sel-sel tua tidak mati walaupun sudah saatnya, dan sel-sel baru akan terbentuk meskipun tubuh tidak memerlukannya. Akibatnya, kumpulan sel-sel tambahan ini akan membentuk suatu massa, atau yang biasa disebut dengan tumor.
Ketika mendengar kata tumor, banyak orang yang menduga bahwa penyakit ini pasti mematikan. Tetapi anggapan tersebut tidak sepenuhnya tepat karena tumor terbagi ke dalam 2 kategori, yaitu tumor jinak dan tumor ganas.
Tumor jinak hanya tumbuh pada satu bagian tubuh dan tidak menyebar atau menyerang bagian lain. Sementara tumor ganas atau yang sering disebut kanker adalah tumor yang dapat menyerang jaringan di sekitarnya, masuk ke pembuluh darah, dan menyebar ke bagian tubuh yang lain. Tumor jinak juga biasanya tidak akan tumbuh lagi setelah diangkat, sedangkan tumor ganas memiliki kemungkinan untuk kambuh.
Penyebab dan Faktor Risiko Tumor
Hingga saat ini, penyebab tumbuhnya tumor masih belum diketahui secara pasti. Tumor jinak dan ganas memiliki penyebab dan faktor risiko yang hampir sama, antara lain:
Merokok
Merokok seringkali dikaitkan dengan
berbagai jenis kanker seperti kanker sel darah putih (leukimia), serta
kanker pada berbagai organ lain seperti kerongkongan (esofagus), paru,
mulut, pankreas, ginjal, dan lambung. Di Amerika Serikat tercatat bahwa
merokok bertanggung jawab terhadap 30% dari seluruh kematian akibat
kanker.
Infeksi
Ada sejumlah virus dan bakteri memiliki kemampuan untuk menyebabkan kanker, antara lain:
- Human papillomavirus (HPV) yang meningkatkan risiko kanker mulut rahim (serviks), penis, vagina, anus, dan orofaring.
- Virus hepatitis B dan hepatitis C yang meningkatkan risiko kanker hati.
- Epstein-Barr virus yang meningkatkan risiko limfoma Burkitt.
- Helicobacter pylori yang meningkatkan risiko kanker lambung.
Radiasi
Terdapat dua jenis radiasi yang diduga
berpotensi meningkatkan risiko kanker, yakni radiasi ultraviolet dari
sinar matahari serta radiasi ion dari peralatan medis seperti sinar-X, CT scan, fluoroskopi, dan radiasi terapi nuklir.
Obat-obatan yang menekan sistem kekebalan tubuh
Obat-obatan jenis ini digunakan pada
kondisi tertentu, seperti pada pasien yang baru saja mendapatkan
transplantasi organ. Obat-obatan ini dapat meningkatkan risiko
terjadinya kanker karena menurunkan kemampuan tubuh untuk melawan
pertumbuhan sel-sel kanker.
Pola makan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
konsumsi buah-buahan dan sayuran dapat menurunkan risiko kanker
kolorektal, serta berfungsi melindungi tubuh dari kanker di mulut,
kerongkongan, lambung, dan paru-paru. Selain itu, pola makan yang tinggi
lemak, protein, kalori, dan daging merah diduga dapat meningkatkan
risiko terjadinya kanker kolorektal, meskipun masih dibutuhkan
penelitian lebih lanjut untuk membuktikannya.
Konsumsi alkohol
Berbagai penelitian telah menunjukkan
bahwa konsumsi alkohol berkaitan erat dengan meningkatnya risiko kanker
mulut, kerongkongan, payudara, hati, dan kolorektal.
Aktivitas Fisik
Sejumlah penelitian berkesimpulan bahwa
orang yang aktif secara fisik memiliki risiko yang lebih rendah untuk
menderita kanker kolorektal dibanding mereka yang tidak aktif. Beberapa
penelitian lain juga menyatakan bahwa aktivitas fisik dapat membantu
melawan kanker endometrium dan kanker payudara pada wanita
pasca-menopause.
Kelebihan berat badan atau obesitas
Berbagai jenis kanker yang mungkin terjadi
akibat obesitas antara lain adalah kanker payudara pasca-menopause,
kanker kolorektal, rahim, esofagus, ginjal, dan pankreas. Namun, belum
ada bukti jelas apakah penurunan berat badan pada pengidap obesitas
mampu menurunkan risiko terjadinya kanker.
Diabetes
Diabetes dan kanker memiliki faktor risiko
yang hampir sama, yaitu usia tua, obesitas, merokok, pola makan yang
tidak sehat, serta kurangnya aktivitas fisik. Karena itu, sulit
ditentukan apakah faktor risiko kanker meningkat akibat diabetes atau
karena faktor-faktor risiko tersebut.
Faktor risiko lingkungan
Paparan terhadap berbagai bahan kimia di
lingkungan telah banyak dikaitkan dengan risiko terjadinya kanker.
Misalnya, risiko kanker paru akan meningkat akibat asap rokok, polusi
udara, dan asbestos. Air minum yang mengandung tembaga dalam jumlah
cukup tinggi akan meningkatkan risiko kanker pada kulit, paru, dan
saluran cerna.
Genetik atau keturunan
Tidak semua jenis kanker bersifat
keturunan. Namun pada beberapa kasus, mutasi gen dapat diturunkan ke
anggota keluarga, misalnya gen BRCA1. Wanita yang sejak awal memiliki
gen BRCA1 punya kemungkinan 80 persen untuk menderita kanker payudara.
Jenis kanker lain yang dapat diturunkan pada anggota keluarga meliputi
kanker ovarium, rahim, prostat, melanoma, retinoblastoma, limfoma
Hodgkin, dan limfoma non-Hodgkin.
Gejala-gejala Tumor
Tumor dapat menyebabkan berbagai gejala. Beberapa gejala dan tanda klinis umumnya bisa berupa:- Sering merasa tidak sehat.
- Merasa sangat lelah.
- Demam dan menggigil.
- Tidak nafsu makan.
- Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
- Berkeringat pada malam hari.
Ada juga jenis tumor ganas yang bahkan tidak menyebabkan gejala hingga mencapai stadium lanjut, misalnya kanker serviks serta kanker hati. Karena itu, Anda disarankan untuk selalu waspada dan memeriksakan diri ke dokter jika mengalami kondisi yang terasa janggal meski sekilas tampak ringan.
Diagnosis dan Pengobatan Tumor
Selain menanyakan riwayat penyakit, gejala, dan memeriksa kondisi fisik, dokter akan menyertakan beberapa jenis pemeriksaan untuk memastikan diagnosis pasien. Pemeriksaan-pemeriksaan tersebut di antaranya adalah:- Tes darah lengkap dan evaluasi fungsi organ.
- CT, MRI atau PET scan. Langkah ini berfungsi mengonfirmasi letak serta tingkat penyebaran tumor.
- Rontgen dada.
- Biopsi atau pengambilan sampel tumor. Pemeriksaan ini digunakan untuk memastikan ganas atau tidaknya tumor yang diidap.
Terdapat sejumlah metode penanganan untuk mengatasi tumor ganas. Langkah yang umumnya dianjurkan meliputi:
- Operasi pengangkatan.
- Kemoterapi.
- Radioterapi.
- Terapi biologis.
- Terapi target yang hanya mencari dan menyerang sel-sel kanker.
Jika tumor ganas masih berada pada 1 lokasi dan belum menyebar, kanker tersebut biasanya akan diangkat melalui prosedur operasi.
Tumor jinak juga umumnya dapat diangkat. Namun apabila tidak mengganggu kinerja organ dan tidak berdampak buruk pada kesehatan sama sekali, tumor jinak terkadang tidak perlu diangkat.
Makin dini tumor terdeteksi, kemungkinan pasien untuk sembuh juga makin tinggi. Karena itu, semua tumor (ganas maupun jinak) sebaiknya segera didiagnosis dan ditangani karena berpotensi menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan apabila dibiarkan.
Langkah Pencegahan Tumor
Tidak ada metode pencegahan yang dapat memberikan perlindungan total dari munculnya tumor. Tetapi ada sejumlah langkah sederhana yang dapat kita lakukan untuk menurunkan risiko terjadinya kanker. Langkah-langkah tersebut meliputi:- Berhenti merokok.
- Berolahraga secara teratur.
- Menerapkan pola makan yang sehat dan seimbang, seperti meningkatkan konsumsi makanan berserat (terutama sayuran) dan mengurangi konsumsi makanan berlemak atau yang mengandung bahan pengawet.
- Menjaga berat badan yang sehat agar terhindar dari obesitas.
- Membatasi konsumsi minuman keras.
- Menghalau pajanan sinar matahari, contohnya dengan menggunakan tabir surya.
- Meminimalisasi pajanan senyawa kimia yang mengandung racun, misalnya dengan mengenakan masker saat naik kendaraan umum.
- Meminimalisasi pajanan terhadap radiasi.
- Menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin.
- Menjalani vaksinasi yang dibutuhkan untuk mencegah kanker, seperti vaksin HPV.
Cek kesehatan secara berkala
Enyahkan asap rokok
Rajin aktivitas fisik
Diet sehat dengan kalori seimbang
Istirahat yang cukup
Kelola stres
manfaat & kahasiatnya :
# Membuat tubuh lebih sehat.
# Dapat menggagalkan pertumbuhan sel kanker.
# Meningkatkan kinerja sistem kekebalan tubuh.
# Mendukung penyembuhan kerusakan tulang rawan.
# Membantu dalam memberikan nutrisi pada jantung dan otak.
# Mengatasi berbagai gangguan pada usus, lambung dan pencernaan.
# Mengobati gangguan pada lapisan saluran usus serta sering buang air kecil.
# Mengatur tekanan darah, gula darah ( diabetes ) dan menurunkan kolesterol tinggi.
# Bermanfaat untuk orang yang menderita keseleo , tendonitis , nyeri sendi persisten, ligamen tegang dan bahkan artritis.
# Membantu mengatasi penyakit lambung seperti maag, asam lambung, tukak lambung, radang lambung, gerd dan penyakit lambung lainnya.
# Mengobati sejumlah kondisi, termasuk konstipasi , masalah yang berhubungan dengan ginjal, gangguan reproduksi, mengatasi impotensi.
Gold-G Jelly Gamat merupakan produk herbal asli Indonesia yang terbuat dari bahan utama teripang emas spesies terbaik (Golden Stichopus Variegatus) diolah secara khusus dengan teknologi "Natural Extraching" yang menjamin kealamian dan kehigienisan produknya. Gold-G Jelly Gamat ini merupakan varian terbaru dari jelly gamat sebelumnya, dimana Gold-G Jelly Gamat ini mempunyai kualitas paling unggul dan memiliki sediaan berbentuk jell kental serta khasiat yang sangat baik dan terjaga.
Isi: 500ML
Kandungan Senyawa Pada Qnc Jelly Gamat :
Asam Amino, Asam Lemak Essensial, Asam, Docosahexanat (DHA), Antiseptik Alamiah, Cell Growth Factor (CGF), Chondroitin, Philinopside A dan E, Mukopolisakarida, Omega 3, 6, dan 9 , Protein 86,8% , Kolagen 80,0% , Gamapeptide , Glucasaminoglycans (GAGs) , Glucosamine , Glikosida Keratin , Lektin, Mineral.
UNTUK PEMESANAN :
KLIK LINK DISINI
ATAU
HUBUNGI VIA WHATSAPP/SMS/TELEPON :
- 085659077444
- 081572032582
No comments:
Post a Comment